Wild Dancing Thanksgivng Turkey

Rabu, 06 Desember 2017

Makalah Motivasi Pendidikan dalam Hadist



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah
Motivasi merupakan suatu hal yang sangat penting untuk dijadikan acuan dalam menuntut ilmu.Motivasi belajar (menuntut ilmu) bagi setiap penuntut ilmu memang dibutuhkan, bahkan begitu banyak hadits-hadits yang memberikan pemahaman tentang manfaat menuntut ilmu dan perintah yang menganjurkan untuk belajar. Semua ungkapan dalam hadits-hadits tersebut merupakan dalil-dalil yang dapat menjadi pedoman sebagai alat untuk memotivasi setiap umat Islam untuk terus menuntut ilmu.
Dalam al-Hadits, dapat dijumpai berbagai ungkapan yang menunjukkan dorongan kepada setiap orang muslim dan mukmin untuk selalu rajin belajar. Anjuran menuntut ilmu tersebut dibarengi dengan urgennya faktor-faktor pendukung guna makin meningkatkan semangat belajar bagi setiap orang. Salah satu faktor yang utama adalah motivasi, baik itu motivasi yang datang dari dalam diri sendiri, maupun motivasi yang ditumbuhkan dari peranan lingkungan sosialnya.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan motivasi dalam pendidikan islam?
2.      Bagaimana meningkatkan motivasi dalam hadis?
3.      Apa saja manfaat motivasi dalam pendidikan islam?
C.    Tujuan Penulisan
1.      Untuk mengetahui dengan motivasi?
2.      Untuk mengetahui Bagaimana meningkatkan motivasi dalam hadis?
3.      Untuk mengetahui manfaat motivasi?


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Motivasi Dalam Islam
            Banyak ahli menegaskan, bahwa istilah motifasi berasal dari kata motif, yang dapat dimaknai sebagai kekuatan yang terdapat dalam diri individu, yang menyebabkan individu tersebut bertindak dan berbuat. Motif tidak dapat diambil secara langsung, tatapi dapat di interprestasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan, dorongan atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.
Disisi lain, sumardi suryabrata lebih menekankan motifasi terhadap sesuatu yang terdapat dalam diri pribadi orang yang mendorongnya untuk melakukan aktifitas-aktifitas tertentu guna mencapai tujuan. Oleh karena itu, bagi penulis motif itu adalah potensi internal individu (al-fithrat al-dakhiliyyat al-fardhiyyat), yang telah tercipta ketika ruh di tiupkan kedalam jasad, yang mendorongnya untuk melakukan suatu aktifitas. Sifat abstrak, namun sangat menentukan terhadap sikap dan perbuatan individu.[1]
            Kata “motif”, diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Motif dapat dikatakan sebagai daya penggerak dari dalam dan didalam subjek untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu demi mencapai suatu tujuan. Berawal dari kata “motif” itu, maka motivasi dapat diartikan sebagai daya penggerak yang telah menjadi aktif.[2]Islam tidak saja membatasi pada anjuran supaya belajar, bahkan menghendaki supaya seseorang itu terus-menerus melakukan pembahasan dan studi. Rasulullah bersabda :
لاَيَزَالُ الرّ جَالَ عَا لم مَاطَلَبَ اْلعلْمُ فَاذَا ظَنَّ انَّهُ قَدْعَلمَ فَقَدْ جُهلَ
Artinya :
seseorang itu dapat dianggap seorang yang alim dan berilmu, selama ia masih terus belajar. Apabila ia menyangka bahwa ia sudah serba tahu, maka ia sesungguhnya seorang jahil”.[3]
Islam menganggap bahwa agama tidak akan mendapat tempat yang baik apabila orang-orang Islam tidak mempunyai pengetahuan yang matang dan fikiran yang sehat. Oleh karena itu pengetahuan bagi Islam bagaikan ruh (nyawa) bagi manusia. Dalam belajar (menuntut ilmu), Islam tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan, sebagaimana sabdanya:
عَنْ أَنَس بْن مَالك قَالَ رَسُوْلُ االله صَلْعَمْ طَلَبُ الْعلْم فَريْضَةٌ عَلَى كُلّ مُسْلم
“Dari Anas ra, ia berkata: Rasulullah saw bersabda: Menuntut ilmu itu adalah kewajiban bagi setiap muslim” (HR. Baihaqi)[4]
Menuntut ilmu itu adalah suatu kewajiban bagi setiap insan yang beriman kepada Allah, dan orang Islam yang menuntut ilmu berarti ia telah mentaati perintah Allah dan Rasul-Nya, karena Allah memerintahkan kepada setiap mukmin untuk menuntut ilmu. Tanpa ada pembedaan, agama Islam menganjurkan setiap lelaki dan perempuan belajar serta menggunakan ilmu yang dimilikinya, juga untuk mengembangkan dan menyebarkan ilmunya. Islam tidak saja membatasi pada anjuran supaya belajar, bahkan menghendaki supaya seseorang itu terus menerus melakukan pembahasan, mencari dan belajar.[5]
Menurut Mc. Donald, motivasi adalah perubahan energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului dengan tanggapan terhadap adanya tujuan. Dari pengertian yang dikemukakan Mc. Donald ini, terkandung tiga elemen penting, diantaranya yaitu:
1.      Motivasi dimulai dengan suatu perubahan tenaga dalam diri seseorang
      Bahwa motivasi itu mengawali terjadinya perubahan energi pada setiap individu manusia. Perkembangan motivasi akan membawa beberapa perubahan energi di dalam sistem “neurophysiological” yang ada pada organisme manusia. Karena menyangkut perubahan energi manusia (walaupun motivasi itu muncul dalam diri manusia), penampakannya akan menyangkut kegiatan fisik manusia.
2.      Motivasi itu Ditandai oleh Dorongan Afektif
      Motivasi ditandai dengan munculnya, rasa/”feeling”, afeksi seseorang. Dalam hal ini motivasi relevan dengan persoalan-persoalan kejiwaan, afeksi dan emosi yang dapat menentukan tingkah laku manusia.
3.      Motivasi Ditandai oleh Reaksi-reaksi Mencapai Tujuan
      Motivasi akan dirangsang karena adanya tujuan. Jadi motivasi dalam hal ini sebenarnya merupakan respons dari suatu aksi, yakni tujuan. Motivasi memang muncul dari dalam diri manusia, tetapi kemunculannya karena terangsang/terdorong oleh adanya unsur lain, dalam hal ini adalah tujuan.
            Dengan ke tiga elemen di atas, maka dapat dikatakan bahwa motivasi itu sebagai sesuatu yang kompleks. Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan bergayut (bersangkut paut) dengan persolan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu. Semua ini didorong karena adanya tujuan, kebutuhan atau keinginan.[6]
B.     Peningkatan Motivasi Dalam Hadis
Tanpa mengulang pemaknaan dan peranan motivasi, baik yang dikemukakan para ahli, maupun penulis sendiri. Jelas, dalam konteks pendidikan islam, peningkatan motivasi dapat dipahami sebagai semua hal yang dapat meningkatkan keinginan individu untuk mencapai prestasibelajar mengajar.
Hal lain yang penting dalam peningkatan motivasi adalah keteladanan rasulullah SAW dalam perkataan, perbuatan dan penetapan. Ketiga model peningkatan motifasi tersebut, dapat diulas dan analisis sebagai berikut:
1.      Penanaman aqidah-tauhid (zaru al-‘aqidat-al-tauhid)
Pendidikan pada fase makkah materi utamanya adalah aqidah-tauhid. Ayat-ayat yang turunpun, banyak berbicara masalah tauhid. Misalnya, ayat yang membicarakan tentang keesaan allah. Allah zat yang disembah dan meminta pertolongan, allah zat yang tidak beranak dan tidak diperanakkan. Dengan tuntutan aqidah-tauhid berdasarkan firman ilahi tersebut, keimanan sahabat makin mantap, dan mempengaruhi seluruh aktifitas mereka.
Dalam catatan sejarah islam, umumnya umat islam, tidak ada yang membantah atas statemen; bahwa generasi yang hidup pada masa rasulullah SAW adalah generasi terbaik, yang dilahirkan ke muka bumi. Hal tersebut, dibuktikan dengan semangat para sahabat dalam beramal, berjuang dan belajar. Misalnya, Mush’ab bin ‘Umair seorang yang tampan gagah perkasa, rela mati syahid menjadi tameng rasulullah SAW pada saat perang uhud. Abu hurairah, ahli hadits, memiliki semangat luar biasa mengikuti majlis-majlis rasulullah, bahkan menghibahkan dirinya belajar hadits, dengan selalu mendampingi dan selalu mengikuti jejak rasulullah SAW.
Dalam pendidikan islam, konsep peningkatan motivasi yang ditawarkan adalah motivasi internal-eksternal, vertikal-horizontal. Etos kerja yang bermotifkan ibadah. Dalam perspektif islam, karakter manusia banyak dipengaruhi oleh sikapnya. Sedangkan sikap seseorang amat di pengaruhi oleh nilai-nilai yang ia yakini. Islam jelas mengajarkan bahwa nilai setiap amal atau kerja manusia ditentukan oleh niat atau motif pelakunya. Adapun nilai terpenting yang mutlaq harus ada pada orang islam, ialah nilai yang bersumber pada aqidah dan tauhid.
2.      Motifasi melalui metode uswat hasanat
Allah SWT sebagai pendidik hakiki, menjadikan prinsip keteladanan, yang di operasionalkan melalui tindakan rasulullah SAW, dalam upaya peningkatan motifasi manusia untuk beretos kerja tinggi. Yakni teladan tertinggi dan terutama dalam etos kerja islam.
Setelah nabi wafat, sebagai pewaris nabi adalah pendidik (ulama’:orang banyak ilmunya). Tidak dipungkiri, murid-murid cenderung meneladani pendidiknya.
Dengan memberikan keteladanan yang baik, seorang pendidik akan lebih mudah meningkatkan motivasi belajar terhadap peserta didik. Dengan keteladanan, seorang manager akan dapat meningkatkan motivasi kerja, manager dan pimpinan yang bekerja terlebih dahulu sebelum menyuruh akan lebih di hargai dan di hormati. Menceritakan kisah-kisah teladan yang ada didalam al-qur’an, menjelaskan pemikiran, usaha, sikap, prinsip dan prestasi tokoh-tokoh dunia yang berpengaruh. Kisah keteladanan tokoh-tokoh tersebut akan dapat meningkatkan motifasi belajar peserta didik.
3.      Metode targhib dan tarhib
Targhib adalah janji terhadap kesenangan, kenikmatan akhirat yang disertai bujukan. Tarhib adalah ancaman karena dosa yang dilakukan. Targhib bertujuan agar ornag mematuhi aturan allah, tarhib demikian juga. Akan tetapi tekanannya ialah targhib agar melakukan kebaikan, tarhib agar menjauhi kejahatan. Model ini dilandaskat atas fitrah (sifat kejiwaan) manusia, yang sifat keingininan kepada kesenangan, keselamatan dan tidak meningkatkan kepedihan, kesengsaraan. Perbedaan itu mempunyai implikasi yang penting, diantaranya :
a.       Targhib dan tarhib lebih tegur karena akarnya transendent (ketuhanan-ukhrawiy) sedangkan teori hukuman dan ganjaran hukumnya berdasarkan sesuatu yang duniawi.
b.      Targhib dan tarhib mengandung aspek iman.
c.       Secara operasional, Targhib dan tarhib lebih mudah dilaksanakan dari pada hukuman dengan ganjaran karena materi Targhib dan tarhib sudah ada dalah al-qur’an dan hadits nabi, sedangkan hukuman dan ganjaran dalam metode barat harus ditemukan sendirin oleh guru.
d.      Targhib dan tarhib lebih universal, dapat digunakan siapa saja dan dimana saja. Sedangkan jenis hukuman dan ganjaran dalam metode barat harus disesuaikan dengan orang tertentu dan tempat tertentu.
e.       Targhib dan tarhib lebih lemah dari pada ganjaran dan hukuman, karena hukuman dan ganjaran lebih nyata dan langsung waktu itu juga, sedangkan Targhib dan tarhib kebanyakan ghaib dan diterima di akhirat.
Rasulullah SAW juga memberikan support, motivasi terhadap umatnya agar rajin mengajarkan ilmu.[7]
Rasulullah SAW juga memberikan support, motivasi terhadap umatnya agar rajin mengajarkan ilmu. Sebagaimana dalam sabdanya sebagai berikut.
حدثنا محمد بن عبد الاعلى تاصنعانى, اخبرنا سلمة بن رجاء, اخبرنا وليد بن جميل, اخبرنا القاسم أبو عبد الرحمن, عن ابى أمامة البهليِّ قال ذُكرَ لرسو ل الله صلى الله عليه وسلم رجلان احدهما عبدٌ والاخرُ عَالمٌ فقال رسو ل الله صلى اللهم عليه وسلم فضل العالم على العابد كفضل على ادناكم ثمّ قال رسو ل الله صلى اللهم عليه وسلم ان الله وملائكته واهل السموات والارضين حتى نملة فى جهرها وحتى الحوت ليصلون على معلم الناس  الخير. (رواه الترمذى)
Artinya :
“Menceritakan kepada kami Muhammad ibn ‘Abdul A’la al-Sana’ani, memberitakan kepada kami salamat ibn raja’, memberitakan kepada kami walid ibn Jamil, memberitakan kepada kami Qasim ibn ‘Abdurrahman, dari amanah al-Bahili, berkata “ disebutkan bagi Rasulullah SAW ada dua orang laki-laki, satu orang ahli ibadah dan satu lagi orang ahli ilmu. Maka berkata Rasulullah SAW, “keutamaan seorang ahli ilmu atas orang ahli ibadah seperti keutamaan antara saya sengan yang paling rendah diantara kamu, kemudian berkata Rasulullah SAW, sesungguhnya Allah, Malaikat-Nya, penduduk langit dan bumi, sampai semut yang berada pada batu dan ikan, mereka bershalawat kepada seorang pendidik yang mengajarkan kebaikan.”(HR.At-Tirmidzi).
Pendidik harus mengamalkan sikap-sikap terpuji, seperti dermawan. Orang yang bodoh dermawan lebih utama dibandingkan orang yang berilmu, akan tetapi bakhil (kikir). Isi langit dan bumi memohonkan ampun bagi orang-orang yang berilmu. Manusia paling utama ialah mukmin yang berilmu, dija diperlukan umat, ia berguna, dan kalau tidak, ia berguna bagi dirinya sendiri.
Tinta para ulama’ di hari akhirat ditimbang dengan darah ornag-ornag syahid. Orang yang mengajarkan kepada umat sebanyak 40 hadits sampai hafal, diberi syafaat oleh rasulullah. Orang yang faham tentang agama allah, niscaya di cukupkan allah kepentingannya dan di beri rizqi tanpa diduganya semula.
Dari beberapa kutipan Al-Qur’an dan hadits diatas, terlihat bahwa islam memberikan motifasi yang luar biasa untuk menuntut ilmu dan beramal. Dengan demikian, metode targhib dan tarhib merupakan metode yang tepat dan ekselen dalam peningkatan motivasi seorang untuk memiliki etos kerja islam. Pendidikan islam yang dasar utamanya al-Qur’an dan hadits, sesungguhnya mencakup konsep-konsep psikologi, terutama dalam meningkatkan motivasi etos kerja. Hanya saja, dibutuhkan kerja keras dari cendekia dan intelektual muslim.
C.    Manfaat Motivasi Dalam Pendidikan Islam
         Motivasi merupakan hal yang esensial dalam belajar atau menuntut ilmu. Hasil belajar akan menjadi optimal kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi, motivasi akan senang tiasa menentukan intensitas usaha belajar. Sehubungan dengan hal tersebut, ada tiga fungsi motivasi, seagai berikut:
1.      Mendorong manusia untuk berbuat. Dalam hal ini motivasi merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.      Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai.
3.      Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-pebuatan apa yang harus dikerjakan yang sesuai, guna mencapai tujuan, dengan menyisikan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
4.      Motivasi juga dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seseorang melakukan usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar atau menuntut ilmu akan menuntukkan hasil yang baik pula.[8]





BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
       Berdasarkan riwayat diatas, dapat disimpulkan, bahwa rasulullah SAW adalah motifator ulung yang berhasil menggerakkan semangat umat untuk gemar belajar dan mengkaji ilmu pengetahuan dan mengembangkannya. Peningkatan motivasi yang diterapkan Rasulullah SAW, dengan berbagai macam metode dan pendekatan, yaitu dengan cara penanaman aqidah dan tauhid yang kokoh, prinsip metode dan keteladanan (uswat hasanat) serta metode al-targhib dan al-tarhib.






















DAFTAR PUSTAKA
Al-Ghazali, Muhammad. 1993. Akhlaq seorang Muslim, Terj. Moh. Rifa’i. Semarang: Wicaksana.
Al-Abrasyi, Muhammad ‘Athiyah. 1974. Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustami A. Gani dan Djohar Bahry. Jakarta: Bulan Bintang.
M, Sardiman A. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Muhammad, Abu Bakar. 1995. Hadits Tarbiyah I. Surabaya: al-Ikhlas.
Nizar, Samsul dan Zainal Efendi Hasibuan. 2011. Hadis Tarbawi: Membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah. Jakarta: KALAM MULIA.
Soemanto, Wasty . 2006. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka cipta.




[1]Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, Hadis Tarbawi: Membangun Kerangka Pendidikan Ideal Perspektif Rasulullah, (Jakarta: KALAM MULIA, 2011), hlm. 165-166.

[2]Sardiman A.M, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), hlm. 73

[3]Abubakar Muhammad, Hadits Tarbiyah I, (Surabaya: al-Ikhlas, 1995), hlm. 233.
[4]Muhammad al-Ghazali, Akhlaq seorang Muslim, Terj. Moh. Rifa’i (Semarang: Wicaksana, 1993), hlm. 445.

[5]Muhammad ‘Athiyah al-Abrasyi, Dasar-Dasar Pokok Pendidikan Islam, Terj. Bustami A. Gani dan Djohar Bahry (Jakarta: Bulan Bintang, 1974), hlm. 44.

[6]Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Rineka cipta, 2006), hlm. 203-204
[7]Samsul Nizar dan Zainal Efendi Hasibuan, Op. Cit., hlm. 167-177
 

Tidak ada komentar:

Lirik lagu anak-anak

Bangun Pagi Penggubah: __________ Satu dua, tiga empat Lima Enam, tujuh delapan siapa rajin kesekolah cari ilmu sampai dapat sung...